Bupati Pesisir Selatan Meradang , Makin Banyak Komentar Semakin Cepat Masuk Penjara

GP – PAINAN

Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Hendrajoni menyatakan siap melawan banyaknya komentar dari beberapa pejabat publik terkait polemik pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Zein di Kabun Taranak, Painan.

Hendrajoni membeberkan beberapa tokoh pejabat tersebut, diantaranya mantan Bupati Pessel yang saat ini menjabat Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Nasrul Abit dan politisi dari sebuah partai.
Atas hal itu, ia meminta pihak terkait tidak mempolitisasi pemberhentian pembangunan rumah sakit tersebut, karena prosesnya sudah dikaji dan dinilai banyak modus ‘bergentayangan’.

“Jangan dipolitisir lah apa penyebabnya rumah sakit itu tidak dilanjutkan atau diberhentikan sementara,” kata Hendrajoni saat Sidang Paripurna Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2019, Senin (12/8).

Dikatakan, saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari BPKP. Ia juga menyatakan, tak akan mencari-cari kesalahan atas bangunan yang telah dibangun, namun harus sesuai aturan yang berlaku.

“Saya masih mencari jalan terbaik, dan yakinlah saya tidak akan mencari-cari kesalahan atas bangunan yang tengah dibangun, namun harus sesuai dengan aturan yang berlaku. Kalau tidak sesuai, maka saya tidak akan lanjutkan karena untuk saat ini saya bupatinya,” ujarnya.

Hendrajoni menyampaikan, komentar pedas dari beberapa pejabat tersebut beberapa waktu belakangan ini tidak bisa dijadikan sebagai bahan pertanggung jawaban.

“Minta sidang terbukalah, inilah itulah, semuanya itu tidak ada artinya. Tambah banyak komentar maka akan semakin cepat masuk penjara,” katanya.

Ia menyampaikan, jika persoalan tersebut menjurus ke ranah hukum, maka tidak akan tertutup kemungkinan legislator yang ikut serta dalam mengambil kebijakan pada masa kepemimpinan Nasrul Abit, juga akan turut dimintai keterangan.

“Anggota Dewan yang ikut menyetujui juga akan dimintai keterangan nantinya, tidak enak pak, diperiksa itu, asam lambung akan naik,” ujarnya.

Hendrajoni pun membantah, dengan pembangunan tersebut, jika dengan alasan keamanan dari ancaman gelombang tsunami membangun rumah sakit di atas bukit tersebut tidaklah etis, dan itu tidak logis.

“Semuanya tau saya itu, luas lahannya juga sudah tau saya, makanya banyak modus di sana yang bergentayangan, untuk itu saya berhati-hati menyikapinya,” katanya.

Ia meminta, pihak terkait tidak memanaskan situasi di wilayah itu terkait dengan kelanjutan pembangunan rumah sakit tersebut.

“Saya akan cari tahu apa penyebabnya, karena itu merugikan kita semuanya, dan akan diperhitungkan secara matang kelanjutannya,” ungkapnya.

Hendrajoni menegaskan akan terus melawan jika dipojokkan dalam masalah itu. Sebab, kata dia, apa saja hasil temuan dari BPKP sudah diketahuinya.

“Hasil dari temuan BPKP saya sudah tau. Jadi, saya akan lawan jika memojokkan saya, dan saya ingatkan tenang saja, jangan berkomentar banyak kalau tidak mau diperiksa satu paket,” tegasnya.

Kemudian, ketika ditanya GP News , apa saja hasil temuan dari BPKP tersebut, dirinya enggan menjawab.(GP1)