Interpensi Penguasa Masihkah ????

Oleh Mario Rossi. SH, Ketua Aliansi Wartawan Pessel (AWAPES)

 

Menurut Sang Hyang, tujuan Negara adalah memperoleh kekuasaan sebesar besarnya dengan. Teori tujuan negara adalah jaminan atas hak dan kewajiban. Hal ini yang kebanyakan disalah gunakan oleh pemegang kekuasaan untuk mencapai sebuah tujuan, baik itu melalui jalan yang sehat dan jalan kotor. Karena, kekuasaan bisa mengalahkan segalanya agar kekuasaan itu bisa diraih.

Power dimiliki seorang penguasa akan mengalahkan sebuah idealisme. Bahkan, bisa mengenyampingkan kepentingan golongan, kelompok, organisasi. Demi kepentingan pribadi. Dengan, mengorbankan segalanya.

Interpensi dari sebuah penguasa berpengaruh besar terhadap golongan, kelompok, organisasi. Karena, dengan memegang kekuasaan sering kali bisa dipergunakan untuk mengabisi orang yang dianggap lawan, ataupun musuh. Dalam berpolitik memang tidak mengenal namanya kawan abadi dan kawan sejati, yang ada hanya kepentingan pribadi.

Interpensi – interpensi campur tangan seorang penguasa memang sering kali mampu mengalahkan kepentingan lainya dianggapnya menjadi tandingan atau lawan besar dalam beroganisasi. Kadang, memakai jalan persaingan yang tidak sehat dengan menghalalkan segala cara, demi tercapainya sebuah tujuan nya.

Berdiri diantara pemegang kekuasaan kuat menjadi sebuah delima bagi pisau bermata dua, terlalu tajam menyakitkan orang, terlalu tumpul tertusuk pisau tajam orang lain. Seharusnya, seorang penguasa mampu melindungi rakyat, bawahanya, anggotanya. Bukan, malah menghabisi nya ataupun mematikan karakter nya.

Ha..ha..ha..ha, Penguasa Penguasa Pengusa berikan hambamu uang, beri hamba uang, beri hamba uang, sepotong bait lagu Iwan Fals, yang sangat menyentuh dan menyirat sebuah makna dari sajak lagu tersebut. Untuk, itu interpensi dari seorang penguasa masih ada kah…?

Jangan lah menjadikan pesaing menjadi lawan, tapi jadikan pasaing itu sebagai pemicu semangat untuk bersaing secara positif dan cerdas serta mendidik bagi rakyat kecil. Karena, tidak mungkin seorang pesaing ini menjadi kekuatan besar dibalik kekuasaan.

Mungkin perlu pengorbanan untuk menegakan sebuah pemerintahan yang bersih, karena pemerintah akan menjadi panutan, teladan, contoh bagi bawahanya..bukan malah ikut menjadi penguasa yang ditaktor atau otoriter.

Sudah sepatutnya masyarakat, bawahan, kader, anggota diberikan kebebasan berpendapat, memilih, berkerasi, beroganisasi tanpan ada interpensi dari pihak mananapun. Dengan begitu, akan tercipta iklim yang mendidik, sehat, bersih jujur dan adil, tanpa melihat jabatan, golongan, daerah dan organisasi.

Muda – mudahan jangan ada interpensi dari penguasa, agar kebebasan manusia bisa berjalan. Karena setiap manusia mempunyai hak yang sama didepan hukum.**