Cuaca Ektrem, Nelayan Pessel Takut Melaut

GP News , Tarusan -Tinggi gelombang dan angin kencang, yang melanda perairan laut Muaro dan Batu Kalang, Kecamatan XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) beberapa hari terakhir ini.

Sehingga membuat puluhan bagan atau perahu nelayan takut untuk melaut. Namun, nelayan tersebut terpaksa menganggur untuk sementara waktu sambil menunggu cuaca kemabali membaik.

Pantauan garispantainews.com Selasa (13/11) di lapangan, terlihat puluhan bagan atau perahu nelayan yang biasa memasok ikan segar ke sejumlah pasar yang tersebar di Pessel.

Kini, sejumlah bagan dan perahu hanya bersandar di bibir pantai sambil bersembunyi guna
menghindar dari hantaman gelombang yang mencapai 1 hingga 2 meter.

Salah seorang Nelayan Muaro, Ibas (52) mengaku, sejak adanya
gelombang yang kurang bersahabat, dirinya bersama nelayan lainnya tak
berani melaut sehingga tidak memiliki penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga.

“Kami hanya bisa tunggu cuaca normal kembali sambil memperbaiki alat tangkap atau merawat kapal dan perahu,” katanya.

“Sekitar puluhan nelayan di Muaro dan Batu Kalang diprediksi
hampir separuhnya atau sekitar 70 persen tak melaut akibat cuaca
buruk,” ujarnya.

Dirinya mendapatkan informasi cuaca buruk langsung dari nelayan,
terutama di wilayah selatan dan utara persis di perairan Padang dan Mentawai.

Meskipun demikian, nelayan yang
menggunakan perahu bertenaga besar, tetap juga berpengaruh terhadap kondisi cuaca, ungkapnya.

Nelayan lainnya, Taher (56) mengatakan,” mayoritas nelayan di perairan Muaro dan Batu Kalang masih menggunakan cara-cara tradisional. Kami hanya
menggunakan perahu kecil untuk menagkap ikan, dan hanya tidak
terlalu jauh dari bibir pantai,” katanya.

Menurutnya, meskipun saat ini tak sedikit nelayan yang melaut, hasil
tangkapan ikan akhir-akhir ini menujukkan grafik penurunan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, ungkapnya.

“Hasil tangkapan ikan andalan nelayan yakni jaring kecil
mudahan-mudahan kondisi cuaca bisa berangsur normal sehingga nelayan bisa kembali melaut,” tandasnya.

Nelayan lainnya, Umar (44)  mengatakan, memang benar kondisi cuaca ekstrem diperkirakan mencapai puncaknya antara Oktober hingga Desember. Dirinya bersama nelayan lainnya terpaksa enggan  melaut untuk sementara, katanya.

Terlalu berisiko jika dipaksakan melaut dengan kondisi cuaca buruk saat ini, dirinya selalu mengingatkan para nelayan lainya agar berhati-hati, tutupnya,

GPA