Hadiyon Meminta Peran Pemkab Untuk Mengawasi Anjloknya Harga TBS

GP News – Painan

Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Hadiyon meminta peran Pemkab untuk mengawasi anjloknya harga tandan buah sawit (TBS) di daerah ini. Sebab, harga TBS di tingkat petani terus mengalami penurunan meski di daerah lain mengalami kenaikan.

“Di daerah lain harga sawit mencapai Rp1.800 perkilogram, ditempat kita cuma Rp600 perkilogram. Ini kan luar biasa. Beda harganya mencapai Rp1.200 saja. Pemerintah (Pemkab Pessel) berhak mengkritisi kondisi ini (pada pabrik perusahan sawit,” sebut Hadiyon Anggota DPRD Pessel dari Fraksi Golkar pada Garis Pantai News.

Dia menganggap anjloknya harga TBS kelapa sawit di daerah ini banyak hal yang mempengaruhi. Selain, tidak terjaminnya kualitas hasil di tingkat petani juga disebabkan karena adanya monopoli harga dari perusahaan.

“Dinas Pertanian dan Perkebunan kita mengawasi lah. Ikut tanggap dalam mengelola perkebunan sawit masyarakat, kalau tidak kerugian petani sawit kita akan terus terjadi,” jelasnya.

Sebagai wakil rakyat, Hadiyon merasa sedih dengan kondisi harga TBS kelapa sawit yang terus mengalami penurunan. Padahal, jika dibandingkan dengan hasil petani sawit di daerah lain, hasil panen petani hampir dibilang sama.

“Alasannya adalah bibitnya kelas 1 (dari perusahaan), sedangkan bibit dari petani kita ini entah nomor berapa. Kita tidak tahu ini. Padahal sawit ini jika dibawa ke tempat lain bisa laku dengan harga yang tinggi,” terangnya.

Dia meminta, kondisi ini harus segera menjadi perhatian pemerintah. Sebab, 60 persen dari petani di Pesisir Selatan bergantung dari hasil sawit. Kalau kondisi ini terus terjadi, ekonomi tingkat petani sawit bisa menjadi lebih buruk karena tidak adanya kestabilan harga.

“Perlu ada kerjasama untuk menyikapi kondisi ini, saya memandang sebagai wakil rakyat. Anjloknya harga sawit hasil segera mendapat solusi, ini tentu peran pemerintah kita,” terangnya.

Pantauan Garis Pantai News, anjloknya harga TBS kelapa sawit di Pesisir Selatan sudah terjadi lama di daerah ini. Di tahun ini, sejak awal Ramadan lalu, anjloknya harga hasil panen di tingkat petani mencapai Rp 400 perkilogram dari sebelumnya Rp600 perkilogram sampai Rp 800 perkilogram.

GPK