Dunia Internasional Terinspirasi Program Dana Desa

GP News – Itali 

Kebijakan Dana Desa yang dijalankan oleh Pemerintahan Indonesia menjadi inspirasi dunia internasional dalam upaya mengentaskan kemiskinan.

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Menteri Desa), Eko Putro Sandjojo, didapuk untuk menjadi pembicara dalam acara konferensi internasional dengan tema Rural Inequalities: Evaluating Approaches to Overcome Disparities yang diselenggarakan International Fund for Agricultural Development (IFAD) di Roma, Italia, Selasa (2/5/2018).

“Kami telah memasuki era baru pembangunan pedesaan di Indonesia. Hal itu kami lakukan dengan mengimplementasikan kebijakan dana desa. Dalam kurun waktu empat tahun ini, negara telah mengalokasikan hingga Rp 187 triliun untuk disalurkan ke desa,” ujar Eko dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (3/5).

Eko mengatakan, sebagai negara terbesar di Asia Tenggara dengan populasi mencapai 260 juta penduduk serta negara kepulauan terbesar, sektor pertanian merupakan potensi utama Indonesia yang dapat dimaksimalkan.

Di hadapan para peserta IFAD yang hadir dari berbagai negara ini, Eko menceritakan bagaimana kehidupan pertanian di Indonesia yang berada di kawasan pedesaan.

“Percepatan pembangunan pedesaan adalah langkah strategis. Pembangunan pedesaan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Lebih dari 82 persen penduduk desa bekerja di sektor pertanian. Dana Desa disalurkan untuk menjadi daya ungkit dan memaksimalkan potensi pertanian tersebut,” sambungnya.

Eko mengungkapkan, hingga tahun 2017 lalu, dana desa yang disalurkan ke lebih dari 74.000 desa, telah berhasil membangun 123.145 kilometer (Km) jalan desa, 5.220 unit pasar desa, 26.070 unit kegiatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), 1.927 unit embung, dan 28.091 unit irigasi. Selain itu, dana desa telah digunakan diantaranya untuk membangun sarana air bersih sebanyak 37.496 unit, 5.314 unit Polindes, 18.072 unit PAUD, 11.424 unit Posyandu, 108.484 unit MCK, 38.217 kilometer drainase, dan 65.918 unit penahan tanah.

“Dana desa menjadi pendorong untuk menunjang aktivitas ekonomi serta peningkatan kualitas hidup masyarakat desa. Kami terus bergerak untuk memberantas kemiskinan di pedesaan dengan kebijakan tersebut,” paparnya.

Eko menambahkan, saat ini Kementerian Desa memiliki empat program prioritas dalam mendorong pembangunan di Desa, yakni Budan Usaha Milik Desa (BUMDes), Program Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades), pembangunan embung, dan yang terakhir adalah sarana olahraga.

“Kebijakan dana desa, telah berhasil mengurangi kesenjangan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada April 2018 lalu, gini ratio di desa yakni 0,32, di kota 0,4 dan gini ratio nasional 0,39. Hal tersebut menunjukkan pembangunan di desa menjadi pendobrak penurunan gini ratio di Indonesia,” pungkasnya. (bs/sp)

Sumber: sebarr.com